The Homebody Went to Singapore (SUPER DETAILED - Day 1)

This post is dedicated to all socially-awkward and unadventurous people out there but curious enough to try.

LET ME ASSIST YOU BROTHER AND SISTER


Kalau menonton video youtube akan lebih menarik visualisasinya. Silakan tonton di link di bawah ini. Sedangkan isi tulisan ini sendiri akan berisi detail dari perjalanannya aku dan uni aku ke Singapura sedetail dan se-unfiltered as much as I'm willing to haha. Brace yourself because it might be longer than usual. 

Berawal dari ide mendadak dan setelah deep talk tentang budgeting perjalanan ini sampai tengah malam, kita awalnya putuskan udah lah gausah jadi aja. Tapi tiba-tiba besok paginya di tanggal 13 September... 


Jadi salah satu pertimbangan terbesar kita itu di harga hotel per malamnya. Kita udah scroll tiktok, cek traveloka, booking.com, agoda, kok ya ga ada yang murah dan kalau pun harganya lumayan mahal sebenarnya kita tidak masalah asalkan reviewnya juga mumpuni. Tapi kenyataannya, susah sekali buat menemukan hotel di tanggal yang kita mau sesuai dengan budget dan standar kita. 
Setelah baca review-review orang yang mengocok perut, akhirnya ketemu salah satu hotel yang menurut review lumayan oke. Selain itu harganya juga masih masuk budgeting kita. Alhasil, detik itu juga langsung re-arrange budgeting file yang semalam sudah dihapus. 

Tujuan: Singapura. 

Visi: Eksplorasi negara tetangga. 

Misi: Melakukan aktivitas seru tapi tetap ramah di kantung. 


Hari Pertama

Cus, langsung beli tiket pesawat ke Batam seharga +/- 1,300,000 IDR naik Citilink. Lalu sampai lah saya di Bandara Hang Nadim, Batam di tanggal 16 September menyusul uni yang kebetulan sudah ada di kota itu. Dari bandara ke harbour bay (tempat naik ferry), aku naik taksi bandara seharga 140,000 IDR. Harga taksi ini bisa dibilang lumayan mahal kalau dibandingkan dengan naik gocar. Tarif gocar sekitar 40% lebih murah tapi pada saat itu aku harus jalan ke luar area kedatangan dulu dan itu incovenient buat aku yang harus geret-geret koper. Maka dari itu aku pilih praktis aja dengan naik taksi. Untuk naik taksi sendiri, kalian tinggal samperin counter taksi bandara dan sebutin tujuan kalian. Nanti supir armadanya langsung bantu bawa barang kalian dan kalian tinggal duduk manis sampai tujuan.  

Tujuan aku adalah ke mall harbour front. Mall ini selayaknya mall pada umumnya tapi ada juga toko-toko yang jual koper-koper dan oleh-oleh khas Indonesia. Jadi mall ini memang jalur perantara banget antara pendatang dan yang ingin keluar Indonesia. Sampai di mall, aku langsung ke tempat Horizon Fast Ferry di lantai 2 mall buat beli tiket penyebrangan Harbour Bay (Batam) - Harbour Front (Singapura). Kita beli tiket OTS karena jadwal uni masih tentatif banget sampai hari itu. Kalau kalian sudah punya jadwal pasti dengan mempertimbangkan pesawat yang delay (jika di hari yang bersamaan) dan semacamnya, beli tiket penyebrangan langsung di website-nya pun sangat mudah. Nanti kalian tinggal ke counter ini dan cetak tiket. Tiket penyebrangan rute ini seharga S$40.00/person/way atau 400.000 IDR/one way sedangkan kalau beli return ticket-nya sekaligus, jadi 700,000 IDR/person/return tickets. Again, karena jadwal kita tentatif dan kita gamau pulang melalui Harbour Bay lagi, akhirnya kita memilih untuk tidak beli return tickets. 

Sambil menunggu jadwal keberangkatan jam 11.00 WIB, kita duduk dulu di Starbucks dan ternyata pintu imigrasinya itu disebrangnya persis dan masih di dalam mall ya. Setelah lewat imigrasi (beserta ada drama bodoh sedikit yang gamau aku ceritain disini hahah), kita menunggu di ruang tunggu sebentar lalu langsung boarding dan masuk ke kapal. Fast ferry-nya bagus banget sih, super bersih dan tepat waktu banget. So, I would recommend this boat supplier for you guys. 

Disclaimer: Selain memang uni sudah di Batam, tadinya aku mau langsung ketemuan aja disana jadi aku naik pesawatnya langsung ke destinasi. Tapi ternyata mahal banget, tiket termurah sekitar 2,500,000-an IDR. Melonjak banget sih, dulu sebelum pandemi 700,000 IDR pun ada :(

35 menit kemudian, sampailah kami di Harbour Front. Proses imigrasinya gak lama, mungkin 15-30 menit, yang membuat lama hanya karena antrinya aja. Oh ya tapi kalau nama kalian satu kata doang, itu akan ditahan dulu. 

PENTING: Sebelum kalian sampai di imigrasi, kalian harus siapin paspor identitas dan SG Arrival Card. SG Arrival Card ini langsung kalian buat aja minimal dua hari sebelum tanggal kalian sampai di Singapura. Isi dengan lengkap jangan sampai salah, mulai dari nomor paspor, tanggal expired, akan berapa lama stay disana, menginap dimana dan lain sebagainya. Lalu jadilah Arrival Card ini. Tidak perlu diprint. Bukti daftar arrival card ini akan kamu terima saat selesai isi data melalui handphone kalian dan akan dikirimkan ke alamat email yang kalian masukkan saat pendaftaran. 

Nah sesampainya di Harbour Front dan selesai proses imigrasi, kita tinggal ikutin aja petunjuk arah yang ada. Kamu bisa tarik uang, atau exchange money juga disini. Harbour Front ini sama kaya Harbour Bay yang lokasinya itu langsung terhubung dengan mall. Harbour Front sendiri itu terhubung dengan ViVo City Mall. Setelah kita ikutin petunjuk arah, kita akan sampai di Harbour Front MRT Station. Disini ada loket untuk beli EZ Link yang bisa digunakan untuk MRT, Bus, dan LRT. Nah tips dari kita, daripada beli yang foreigner EZ Link 3 day pass, kita pilih untuk beli kartunya saja di Seven Eleven. Sevel terletak persis di seberang loket tiket tersebut. Harganya kartu EZ Link S$10.00 yang berisi saldo S$5.00. Pembelian bisa dibayar menggunakan VISA Card kalau kamu punya. Tapi untuk top up di Sevel harus menggunakan cash. 


Kalau ditanya, uang cash perlu ga sih kalau kita udah punya debit/VISA Card? Jawabannya, perlu. Ga perlu banyak-banyak.. yang terpenting cukup untuk beli makan, minum, dan pembelian lainnya. Kita juga sadar ternyata disana itu uang cash masih sangat digunakan untuk transaksi di tempat-tempat seperti food counters, toko barang-barang pernak-pernik, dll. Selain top up saldo kartu di Sevel, kita juga bisa Top up EZ Link di mesin yang tersedia di stasiunnya. Pembayaran untuk top up di mesin ini juga menggunakan cash. Jadi saran kita, bawa uang tunai secukupnya tapi tidak perlu berlebihan. Kita waktu itu bawa sekitar S$130.00, dan masih sisa sekitar S$60.00. 

Alternatif untuk naik MRT selain pakai EZ Link card, kalian bisa langsung pakai kartu Jenius. Bukan endorse ya, tapi kebetulan ini yang aku pakai. Jadi sebelumnya, kalian aktifkan dulu mata uang singapura di aplikasi jenius kalian. Lalu exchange money kalian (tukar mata uang) ke Singaporean Dollar. Untuk melakukan penukaran mata uang ini kalian harus lakukan di jam kerja ya pukul 9.00 - 15.00, di luar itu kita gabisa tukarin uang kita, baik beli maupun jual. Nah kalau kamu udah punya jenius dengan isi mata uang Singapura, perjalanan akan aman. Tinggal tap langsung aja kartu jenius kalian setiap mau naik bus, MRT atau LRT. 


Okay banyak informasi penting yaa di atas haha. Lanjut, setelah punya kartu, kita baca maps rute si MRT ini. Line-nya dibedakan dengan warna, ada yang oranye, biru, hijau, ungu, dll. Cukup baca seksama aja di maps yang selalu terpampang di setiap stasiun MRT, lalu kalian ikuti petunjuk arah dan tunggu deh di peronnya. Selang waktu antar MRT itu ga terlalu lama, jadi ga ada tuh namanya penumpukan penumpang di peron. 

Dari stasiun MRT Harbour Front, kita naik ke tujuan Dhobby Ghaut. Ini sebenarnya salah, karena jauh banget dari hotel kita.Ya maklum, namanya juga masih orientasi kan. Saat keluar stasiun ternyata kita sampainya di Orchard Road. Ya lumayan, foto-foto sedikit lalu geret-geret koper sejauh 1,5km-an buat sampai ke hotel kita. Masalah nyebrang-menyebrang di jalanan, jangan lupa patuhi rambu-rambu pejalan kaki dan selalu menyebrang di zebra cross. Memang sih negara ini beneran ramah pejalan kaki banget. Mobil aja mengalah sama pejalan kaki. 

Setelah panas-panasan mengikuti arah google maps, akhirnya sampai juga di hotel kita, Oxford Hotel. The hotel is nice, worth the money (S$140.00/night), dan mereka friendly banget pas hari ketiga kan hujan sepanjang hari. Mereka pinjamin payung buat tamu hotelnya. Ketika proses check-in, paspor kita dipinjam sebentar jadi mereka mau masukin data semua pengunjung tamunya. Oh ya, tapi memang toiletnya ga ada bidetnya sesuai review di google hahaha but it's not a big problem. 

Buat yang penasaran, kok bisa buka Google Maps, internetnya darimana? Kalau Uni, pasang paket Roam Telkomsel, jadi nanti jaringannya langsung dari Singtel. Sedangkan aku sebagai pengguna Indosat, pasang paket Roam Single Country Pack Singapura seharga 100,000 IDR dan jaringannya dari Starhub. Internetnya oke kok jadi jangan khawatir ya. 

Setelah sholat, dan ngadem sebentar, kita yang sudah sangat kelaparan akhirnya pergi keluar dan cari makan. Di dekat hotel kita ada food court jadi kita isi perut disitu karena kebetulan ada menu yang halal juga. Lalu, kita jalan ke Bugis street yang jaraknya cuma 1 kilo dari tempat kita makan. 

Bugis street ini sendiri kaya apa ya kalau di Indonesia... ya kaya jalan malioboro ya kayanya hahaha. Etapi lebih bersih, meskipun Malioboro juga sekarang sudah amat sangat rapih, salut! Banyak barang-barang murah dijual disini. Mungkin kalau yang suka beli baju-baju, kaos, sandal, bunga dan lain sebagainya akan suka liat-liatnya. Tapi karena cuaca super panas, kita cuma jalan cepat dan segera cari stasiun MRT terdekat dan turun di stasiun MRT Rafles Place karena tujuan kita selanjutnya yaitu Merlion.




Merlion (/ˈmɜːrˌlaɪən/), patung ikon dari negara Singapura sendiri di sekitarnya itu banyak restoran, kafe, lalu jalanan pinggir sungainya sangat ramah untuk pejalan kaki. Jadi di sore hari, kita cuma jalan mengikuti pinggir sungai di sekitar Fullerton Area, dan sempat mampir dulu ke starbucks (lagi) cuma buat ngadem. Seriusan, gerah banget padahal saat itu sudah jam 4/5 sore. Lalu kita putuskan buat mampir ke Gardens by the Bay sambil nunggu malam buat ke Lau Pa Sat (food court area). Setelah jalan kaki hampir 30 menit, kok ga sampai-sampai, ternyata masih jauh guys! Akhirnya kita menyerah dan duduk di halte bis. 



Nah untuk tau rute bis sendiri, gampangnya kalian buka google maps. Tulis destination kalian kemana, habis itu pilih fitur 'bus', nanti terlihat kalian harus naik bis nomor berapa, transit dimana, turun di halte mana. Lalu kita juga baru tau, kalau bisnya itu ga akan berhenti di halte meskipun di halte banyak orang nunggu. Kalau bis tujuan kalian itu sudah mendekat ke halte tempat kalian berada, langsung lambaikan tangan cantik kalian ya. Dengan begitu barulah si bis akan berhenti. Kalau ga, mereka akan tancap gas depan muka kalian aja, ini seriusan wkwkwk. 


Kita naik bus, naik dari depan, turun di pintu tengah, ingat ya :) karena aku pun sempat salah wkwk dasar penumpang busway Indonesia, tap kartu, habis itu duduk. Mau turun, pencet bel kecil merah di dekat kalian, atau di tiang-tiang samping tempat duduk sebelum sampai ke halte tujuan kalian. Pas turun, tap lagi, nah disitu saldo kalian baru dikurangi ya. Harganya lebih mahal dibanding naik MRT, apalagi kalau bis yang kalian naiki itu yang jenis express. Sekitar S$1-4.00 kalau ga salah ingat deh padahal jaraknya dekat banget.. Sedangkan MRT itu sekitar S$1-2.00 aja.

Long story short, kita sampai di Lau Pa Sat. Disini kita pesan makanan di Hainan Chicken Rice dan rasa nasinya enak, cuma aku beli karinya gitu dan rasanya kaya krecek :( Secara aku ga suka rasanya, jadi lumayan zonk meskipun itu sebenarnya enak.. untuk harganya total dua porsi makan S$10.50. Disini kita bayarnya juga pakai cash. Nah di area outdoor Lau Pa Sat ini ada stall satay yang berjejer. Kalau kata uni kaya jualan sate taichan berjejer.. ngantri banget disini dan menurut insider harganya juga lumayan mahal. Namun pada dasarnya perut Indonesia, jadi kita pilih menu nasi yang ada di area indoor. Selesai kita makan dan ngobrol-ngobrol, kita pun planning kegiatan untuk hari esok sambil perjalanan pulang. 

Sebelum sampai hotel kita mampir dulu di convenience store buat beli air minum 1,5 liter. Untuk harga air minum tergantung merk. Kita beli harganya S$3.80 per 1,5L. Aqua pun juga tersedia tapi kalau ga salah harganya jauh lebih mahal. Air minum ini super butuh banget sih, karena perjalanan kita banyak jalan kaki dan air minum ini tidak disediakan dari hotel. Meskipun kita bisa minum tap water langsung, atau bisa dimasak dulu pakai water heaternya, tapi kita tetap pilih untuk beli air minum di convenience store.. 


Secara kesimpulan, sebelum berangkat ke Singapura di tahun 2022 ini, siapkan hal-hal ini ya:

(Things to prepare if you want to go to Singapore in 2022)

Paspor asli dan sah yang masih berlaku paling singkat selama 6 bulan / Valid passport for at least 6 months

SG Arrival Card

Pesan tiket pesawat atau kapal ferry / Flight and/or ferry ticket

Pesan kamar hotel atau akomodasi lainnya / Book a hotel or accommodation

Aktifkan paket roaming di simcard / Sim card activation

Bawa sejumlah uang dollar tunai / Bring some cash

(Opsional) Aktifkan dan tukar sejumlah mata uang ke dalam kurs SGD di kartu VISA kalian / (Optionally) Activate SGD currency in your e-banking and card


Read next here: The Homebody Went to Singapore (Super Detailed - Day 2&3)

Comments