Bulan yang terang

Bulan yang terang seakan menatapku yang tepat berada di bawah kakinya. 

Sendu, pikirnya. 

Kala itu, ada perih yang belum pernah diecap sebelumnya.

Mungkin ini saatnya. Mungkin ini jawabannya. 

Aku menatap ke atas sementara bulan yang terang menyorot tepat ke rongga dadaku yang terasa sesak. 

Seakan ia berkata, tak apa.

Bulan yang terang termenung melihatku yang terus menatapnya. 

Jangan khawatir, pikirnya. 

Lambat laun aku beranjak dari tempat berpijak. Tersenyum dan melambaikan tangan pada sang bulan. 

Aku mengerti, jawabku. 

Ini akan terlewati. Persis seperti luka-luka yang lalu.

Begitu harapku.

Comments